Tarbiyah Never Ending |
Ada sebuah hadits yang kurang lebih isinya, “jika melihat kemunkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, jika dengan tangan tidak mampu maka dengan lisanmu, jika dengan lisan tidak mampu, maka tolaklah dengan hatimu, dan itu adalah lemah-lemahnya iman.”. Semangat dalam berdakwah ketika di dalam lingkungan kampus yang berkobar-kobar bahkan kemaksiatan kecil saja langsung dibahas untuk mencari solusinya bersama kader dakwah lain. Memang benar, semangat dakwah kita berbanding lurus dengan keimanan kita.
Lalu di kampus juga ada pembekalan kehidupan luar kampus. Kenapa harus ada? Karena di luar kampus kehidupannya berbeda jauh dengan ketika di kampus. Dari mulai keheterogenan masyarakat hingga kondisi sosial lingkungan. Adanya pembekalan ini untuk mempersiapkan mental dan fisik kita dalam berdakwah. Hadits diatas seakan menjadi gambaran permasalahan zaman ini. Ketika berada di kehidupan luar kampus, terkadang kita yang terseret arus. Terkadang walau kita sudah berusaha mencegahnya dengan tangan kita dan menasihati dengan lisan kita, tanpa pengawasan keberlanjutan, kemaksiatan tersebut muncul kembali dengan bentuk baru. Ketika di luar kampus, entah kenapa semangat kita meredup. Bahkan terkadang kita malas dan acuh dengan lingkungan sekitar rumah kita. Entah apa penyebabnya, walau memang iman itu kadang naik turun, tetapi semangat dakwah seharusnya terus ada.
Itulah mengapa harus ada yang namanya jama’ah yang memiliki satu visi dan misi dalam perjuangan ini. Apabila di dalam kampus mungkin ada organisasi yang menjadi media dakwah. Sedangkan di masyarakat kadang keberadaan organisasi tersebut belum maksimal. Adanya jama’ah inilah sebagai sarana saling berbagi suka dan duka, saling menasihati dan tolong menolong (Q.S. Al-Ashr ayat 3). Kehidupan luar kampus sebenarnya dapat kita kuasai apabila semangat dan usaha untuk dakwah ini terus ada dalam hati kita.
Karena dakwah itu mengajak dan menyeru kepada kebaikkan. Inti dari dakwah itu mengajak diri sendiri dan orang lain untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Janji Allah untuk para pengemban dakwah itu tidak main-main, yaitu Surga. Semangat untuk menebar kebaikkan harus tetap dipertahankan dan ditanamkan dalam hati. Karena Allah itu tidak akan pernah salah memilih orang-orang untuk mengemban amanah dakwah ini. Entah itu di kampus atau di luar kampus, entah itu ada rekan dakwah atau tidak, entah dakwah kita diterima atau tidak, selama niat menebar kebaikkan dan kebermanfaatan selalu tertanam dalam diri, usaha-usaha kita akan selalu dihargai dengan pahala yang tidak ada habisnya. Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita untuk terus bergerak menebar kebaikkan. Tulisan ini juga sebagai sarana renungan untuk saya sendiri dan semoga bermanfaat. Terus melayani dengan cinta dan terus bekerja untuk mencapai harmoni.
0 komentar :
Posting Komentar