Dakwah......
Apa sih hakikat dakwah itu? Masih banyak orang awam yang belum mengerti tentang dakwah itu sendiri baik pengertiannya, kapan waktunya, siapa pelakunya, dan apa yang akan disampaikan, terus bagaimana caranya dan dengan apa sih cara menyampaiknannya? Simpang siur tidak jelas berita nyangkut di telinga. Semoga masuk telinga kanan langsung keluar telinga kiri. Nah yang perlu didengar dan diserap baik-baik diotak adalah berita yang jelas bermanfaat, berita up to date dan tidak murahan. Yuk kita simak lebih jauh mengenai dakwah ini!
Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : دعا, يدعو, دعوة artinya : menyeru, memanggil, mengajak sedangkan pada intinya dakwah adalah mengajak orang lain pada kebenaran dan mencegah orang lain dari berbuat kemungkaran. Dakwah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Nah berhubung kita adalah seorang mahasiswa maka tempat yang paling tepat adalah di kampus. Lho emang nggak boleh diluar kampus? Tentu boleh-boleh saja, bahkan wajib dimana saja. Contohnya di rumah saat kita sedang liburan semester, nah itu dia sasaran empuk kita untuk berdakwah di rumah. Objek utamanya yaitu keluarga, saudara dekat, lalu ke tetangga dan teman-teman lama kita.
Berdakwah itu berat, membutuhkan beberapa pengorbanan baik berupa harta, jiwa maupun tenaga. Tapi yakinlah bahwa Alloh akan membalasnya dengan beribu-ribu kebaikan yang lebih baik dari itu. Di beberapa universitas mungkin lingkungannya tidak sekondusif dan senyaman seperti di IPB dimana kita bisa berdakwah dengan siapa saja dan kapan saja dengan mudah. Tantangannya bila dakwah diluar kampus seperti dirumah. Dimana keluarga masih sangat awam dan masih percaya dengan tradisi-tradisi zaman dahulu. Oke,, pertama kita yakinkan dulu hati kita, niatkan untuk berdakwah demi menggapai ridho Alloh lalu berdoalah kepada Alloh supaya Dia memberi kekuatan kepada kita. Sambut keluarga dengan baik, tebarkan senyum, bantulah kedua orang tua, jadikan kondisi rumah senyaman mungkin. Kita harus bisa bangun lebih awal dari mereka, ajak mereka untuk sholat subuh. Bila mereka belum bisa di ajak berjamaah maka setidaknya mereka sudah mau sholat di awal waktu. Setelah sholat, segera bersihkan rumah, rapikan segala sesuatunya, kalau bisa masak, maka masaklah untuk mereka. Buatlah mereka agar semakin menyayangimu dan membutuhkanmu. Sehingga ketika kita tidak ada di rumah, mereka rindu akan sosok dan perlakuan kita kepada mereka. Dengan cara seperti itu, maka secara perlahan-lahan mereka akan mau mendengarkan dan mengikuti kita. Jangan terlalu buru-buru seperti dalam buku Bagaimana Menyentuh Hati. Dakwah itu perlahan-lahan, seperti setan dalam menggoda dan merayu kita mereka secara perlahan. Maka kita harus bisa lebih sabar dari setan. Jika setan saja bisa sabar, kita harus bisa lebih sabar dari itu.
Masalahnya apakah kita mau dan tetap bersemangat untuk menyampaikannya? Jawabannya harus mau dan harus selalu bersemangat. Mengapa? Karena Alloh sudah memerintahkan kepada kita agar kita berdakwah. Dan dakwah itu hukumna WAJIB seperti dalam firman Alloh surat An Nahl ayat 125. “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orangyang sesat dari jalanNya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.”
Nah sudah jelas bukan? Dimanapun dan kapanpun kita harus tetap bersemangat untuk berdakwah, semoga Alloh memudahkan perjalanan dakwah kita. Ketika mungkin kita sedang loyo, maka ingatlah kembali ayat-ayat-Nya. Berfikir ulang seandainya bukan kita, siapa lagi. Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik-Nya. Tetap semangat berdakwah, raih berkah seluas-luasnya dan istiqomahlah.
Apa sih hakikat dakwah itu? Masih banyak orang awam yang belum mengerti tentang dakwah itu sendiri baik pengertiannya, kapan waktunya, siapa pelakunya, dan apa yang akan disampaikan, terus bagaimana caranya dan dengan apa sih cara menyampaiknannya? Simpang siur tidak jelas berita nyangkut di telinga. Semoga masuk telinga kanan langsung keluar telinga kiri. Nah yang perlu didengar dan diserap baik-baik diotak adalah berita yang jelas bermanfaat, berita up to date dan tidak murahan. Yuk kita simak lebih jauh mengenai dakwah ini!
Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : دعا, يدعو, دعوة artinya : menyeru, memanggil, mengajak sedangkan pada intinya dakwah adalah mengajak orang lain pada kebenaran dan mencegah orang lain dari berbuat kemungkaran. Dakwah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Nah berhubung kita adalah seorang mahasiswa maka tempat yang paling tepat adalah di kampus. Lho emang nggak boleh diluar kampus? Tentu boleh-boleh saja, bahkan wajib dimana saja. Contohnya di rumah saat kita sedang liburan semester, nah itu dia sasaran empuk kita untuk berdakwah di rumah. Objek utamanya yaitu keluarga, saudara dekat, lalu ke tetangga dan teman-teman lama kita.
Berdakwah itu berat, membutuhkan beberapa pengorbanan baik berupa harta, jiwa maupun tenaga. Tapi yakinlah bahwa Alloh akan membalasnya dengan beribu-ribu kebaikan yang lebih baik dari itu. Di beberapa universitas mungkin lingkungannya tidak sekondusif dan senyaman seperti di IPB dimana kita bisa berdakwah dengan siapa saja dan kapan saja dengan mudah. Tantangannya bila dakwah diluar kampus seperti dirumah. Dimana keluarga masih sangat awam dan masih percaya dengan tradisi-tradisi zaman dahulu. Oke,, pertama kita yakinkan dulu hati kita, niatkan untuk berdakwah demi menggapai ridho Alloh lalu berdoalah kepada Alloh supaya Dia memberi kekuatan kepada kita. Sambut keluarga dengan baik, tebarkan senyum, bantulah kedua orang tua, jadikan kondisi rumah senyaman mungkin. Kita harus bisa bangun lebih awal dari mereka, ajak mereka untuk sholat subuh. Bila mereka belum bisa di ajak berjamaah maka setidaknya mereka sudah mau sholat di awal waktu. Setelah sholat, segera bersihkan rumah, rapikan segala sesuatunya, kalau bisa masak, maka masaklah untuk mereka. Buatlah mereka agar semakin menyayangimu dan membutuhkanmu. Sehingga ketika kita tidak ada di rumah, mereka rindu akan sosok dan perlakuan kita kepada mereka. Dengan cara seperti itu, maka secara perlahan-lahan mereka akan mau mendengarkan dan mengikuti kita. Jangan terlalu buru-buru seperti dalam buku Bagaimana Menyentuh Hati. Dakwah itu perlahan-lahan, seperti setan dalam menggoda dan merayu kita mereka secara perlahan. Maka kita harus bisa lebih sabar dari setan. Jika setan saja bisa sabar, kita harus bisa lebih sabar dari itu.
Masalahnya apakah kita mau dan tetap bersemangat untuk menyampaikannya? Jawabannya harus mau dan harus selalu bersemangat. Mengapa? Karena Alloh sudah memerintahkan kepada kita agar kita berdakwah. Dan dakwah itu hukumna WAJIB seperti dalam firman Alloh surat An Nahl ayat 125. “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orangyang sesat dari jalanNya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.”
Nah sudah jelas bukan? Dimanapun dan kapanpun kita harus tetap bersemangat untuk berdakwah, semoga Alloh memudahkan perjalanan dakwah kita. Ketika mungkin kita sedang loyo, maka ingatlah kembali ayat-ayat-Nya. Berfikir ulang seandainya bukan kita, siapa lagi. Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik-Nya. Tetap semangat berdakwah, raih berkah seluas-luasnya dan istiqomahlah.
0 komentar :
Posting Komentar